KOMUNIKASI SELULER

Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps.

LTE disebut-sebut sebagai jaringan nirkabel tercepat saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim sebagai jaringan nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya.
Jaringan LTE hingga saat ini belum tersedia di Indonesia. Sehingga, tak sedikit masyarakat yang belum mengetahui apa itu LTE.
Long Term Evolution, atau LTE, merupakan standar baru untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan saat ini. LTE menggunakan radio yang berbeda, namun tetap menggunakan dasar jaringan GSM / EDGE dan UMTS / HSPA. LTE sering disebut dengan istilah 4G (generasi keempat), untuk membedakannya dengan jaringan 3G.

Layanan LTE pertama kali diadopsi oleh operator seluler TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14 desember 2009.

ARSITEKTUR

1            eNodeB

Jaringan  akses  pada  LTE  terdiri  dari  satu  elemen,  yaitu  eNodeB. eNodeB  (eNB) merupakan  interface  dengan UE  (User Equipment.  eNodeB  berfungsi untuk Radio Resurce Management (RRM) dan sebagai transceiver.  Sebagai  RRM,  fungsi  eNodeB adalah  untuk  mengontrol  dan mengawasi pengiriman sinyal yang dibawa oleh sinyal radio, berperan dalam autentikasi atau mengontrol kelayakan data yang akan melewati eNodeB, dan untuk mengatur scheduling.

2            Mobility Management Entity (MME)

MME  dapat  dianalogikan  sebagai MSC  pada  jaringan  GSM. MME adalah node-kontrol  utama  pada  jaringan  akses LTE.  Ia  bertanggung  jawab untuk prosedur paging untuk idle mode UE termasuk retransmisi. MME juga bertanggung  jawab  dalam  proses  aktivasi/deaktivasi  dan  autentikasi  user (dengan bantuan HSS). MME juga berfungsi untuk mengatur handover, yaitu memilih MME lain untuk handover dengan MME lain, atau memilih SGSN untuk handover dengan jaringan akses 2G/3G.

3            Serving Gateway (SGW)

SGW  terdiri  dari  dua  bagian,  yaitu  3GPP Anchor  dan SAE Anchor. 3GPP Anchor  berfungsi  sebagai  gateway  paket  data  yang  berasal  dari jaringan 3GPP,  sedangkan SAE Anchor  berfungsi  sebagai  gateway  jaringan non-3GPP. SGW merutekan  dan memforward  paket  data  user,  sambil  juga berfungsi sebagai  mobility  anchor  saat  handover  antar  eNodeB  dan  untuk menghubungkan LTE dengan jaringan lain yang sudah ada.

4            Home Subscriber Server (HSS)

HSS adalah database utama yang ada pada jaringan LTE. HSS adalah sebuah super  HLR  yang  mengkombinasikan  fungsi  HLR  sebagai  database dan AuC sebagai autentikasi.

5            Teknologi jaringan LTE

Untuk dapat mewujudkan kriteria yang diinginkan, LTE harus menggunakan teknologi yang dapat mendukungnya. Teknologi yang digunakan dalam LTE adalah OFDM  (Orthogonal Frequency Division Multiplexing), SC-FDMA  (Single Carrier FDMA), dan antena MIMO (Multiple Input Multiple Output).

  • OFDM

OFDM adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi  (multicarrier) yang  saling  tegak  lurus  (orthogonal). Masing-masing sub-carrier  tersebut  dimodulasikan  dengan  teknik  modulasi konvensional pada rasio symbol yang rendah. Dalam OFDM,  sub carrier dibuat menjadi ortogonal satu sama lain sehingga inter-carrier guard band tidak dibutuhkan. Ortogonal artinya puncak dari satu sub carrier bertepatan dengan null dari sub carrier yang berdekatan.

  • SC-FDMA

Single carrier FDMA hampir sama dengan OFDM, hanya saja tidak terjadi pembagian kanal menjadi beberapa subcarrier. Keuntungan SC-FDMA merupakan  perbaikan  dari  kekurangan OFDM,  yaitu memberikan  performa daya yang lebih efisien, PAPR rendah, dan mengurangi frekuensi offset.

  • Antena MIMO

Maksud  dari  MIMO  adalah  penggunaan  antena  penerima  dan pengirim yang jumlahnya lebih dari satu. Dengan penggunaan antena MIMO ini,  didapat banyak  keuntungan, misalnya  peningkatan  throughput  data  dan link  range tanpa  tambahan  bandwidth  atau  daya  transmisi,  Peningkatan spectral efisiensi,  mengurangi  fading  (link  reability).  Berikut  merupakan gambaran antenna MIMO.

Kecepatan LTE

Kecepatan maksimum LTE bisa mencapai 299.6Mbps untuk mengunduh dan 75.4Mbps untuk mengunggah. Namun, operator seluler yang telah menyediakan jaringan ini, masih membatasi kapasitas dan kecepatan untuk pelanggannya. Pemerintahan di suatu negara juga punya cara yang berbeda mengatur pengalokasian rentang pita frekuensi.

Mengapa frekuensi LTE berbeda di setiap negara?

Pada dasarnya LTE bisa berjalan di seluruh frekuensi. Namun, penyelenggaraan jaringan LTE di setiap negara, bisa jadi berada di spektrum frekuensi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan spektrum frekuensi yang diatur oleh pemerintah dan operator seluler yang mendapatkan lisensi LTE.

Selain itu, beberapa frekuensi juga telah digunakan untuk layanan lain. Di Indonesia misalnya, frekuensi 700MHz digunakan untuk siaran TV analog, dan frekuensi 2.600MHz, dipakai untuk layanan televisi satelit berlangganan.

Ini menjadi salah satu alasan, mengapa frekuensi LTE di setiap negara bisa jadi tidak sama. Sehingga, negara dan operator seluler memilih untuk menyelenggarakan LTE di frekuensi yang tersedia.

Frekuensi yang umum digunakan untuk LTE

Di Asia, frekuensi 1.800 MHz dan 2.600 MHz menjadi frekuensi yang umum digunakan untuk penyelenggaraan LTE. Frekuensi ini digunakan oleh Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan beberapa negara Eropa.

Di Jepang dan Amerika Serikat, LTE berjalan di frekuensi 700MHz atau 2.100MHz.

Sekedar catatan, beberapa negara juga menggunakan frekuensi 800MHz dan 850MHz untuk LTE.

theme by teslathemes